SISTEM PEREDARAN DARAH
A.1. PENGERTIAN DARAH
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk
hidup(kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan
oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh
terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan
dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal
dari bahasa Yunanihaima yang berarti darah.
2. FUNGSI
DARAH
Dalam
sistem peredaran darah, darah
berfungsi sebagai berikut :
1.
Mengangkut karbon dioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru.
2.
Mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluuruh jaringan tubuh.
3.
Mengangkut sari-sari makanan dari usus ke jaringan tubuh.
4.
Mengangkut hasil ekskresi dari jaringan tubuh ke ginjal.
5.
Mengatur dan mengontrol temperature tubuh
6.
Mengatur distribusi hormon.
Hormone adalah zat-zat kimia yang
mempengaruhi proses metabolisme dalam tubuh. Setiap hormone yang dihasilkan
dapat mempengaruhi kerja satu atau lebih dari organ tubuh dan berfungsi untuk
menhaga keseimbangan kerja organ tubuh.
7.
Menutup luka.
8.
Mencegah infeksi
Kulit merupakan penghalang masuknya
beberapa macam bakteri kedalam tubuh yang dilengkapi dengan cairan berupa
lendir dan zat-zat kimia. Jika kulit rusak,misalnya luka atau lecet,
kemungkinan bakteri dapat masuk. Sel darah putih keluar dari kapiler untuk
melawan bakteri yang masuk. Kalau sel darah putih tidak dapat bertahan maka sel
darah putih akan mati bersama dengan jaringan yang berada di sekitarnya dan
menimbulkan bengkak serta membentuk nanah.
Darah putih menghancurkan bakteri dengan cara menggumpalkan sebelum bakteri masuk kedalam system sirkulasi.
Darah putih menghancurkan bakteri dengan cara menggumpalkan sebelum bakteri masuk kedalam system sirkulasi.
3. KOMPONEN
DARAH


·
Sel darah
merah(eritrosit)
·
Sel darah
putih(leukosit)
·
Keping-keping
darah(trombosit)
1) Plasma
darah
AIR sebanyak 91 %
SUBSTANSI LAIN 8 % terdiri dari:PROTEIN PLASMA DARAH 70 %: albumin, fibrinogen, globulin
ENZIM 0,9 % terdiri
dari: asam amino, lemak, glukosa, urea, garam, sodium bikarbonat
0,1 % HORMON, ANTIBODI,
GAS
2) Sel-sel
darah
a. Sel
darah merah
Jumlah untuk pria
5,0-5,5 Juta/dL
Jumlah untuk wanita 4,5
-5,0 Juta/dL
Bentuk bulat atau
bikonkaf (bg tepi lbh tebal dari bg tengah), tanpa inti, diameter 7,5 mikron,
luas 120 mikron2, volume 85 mikron3
Mengandung jar. bunga
karang (stroma) dan hemoglobin (Hb)
Membran sel terdiri
dari: protein 65%, lipid (lemak) 32 % dan karbohidrat 3 %
Protein : stromatin
Lipid: sefalin, lesitin
& kholesterol
Karbohidrat: glukosa
b. Sel
darah putih
jumlah 5000 – 10000
sel/Dl
Berdasarkan ada/tidak
adanya granul/partikel
Dibagi atas 2
1. Granulosit
Besarnya lbh krg 10 -12
mikron & bergranul
NEUTROPHIL: inti tdd:
lebih dr 2 Ã 3,4 atau 5, granul kecil &
halus Ã
jumlah 62 %
EOSINOPHIL atau
ASIDOPHIL: inti 2 (dua) Ã
granul besar & kasar Ã
jumlah 8 %
BASOPHIL: inti tidak
jelas apakah 2 (dua) atau lbh dari 2, tetapi granulnya dapat di buktikan Ã
kombinasi antara kecil & halus serta besar & kasar Ã
jumlah 0,5 – 1 %
2. Agranulosit
Tidak mempunyai granul
Besarnya lebih kurang
12 – 15 mikron
LIMPHOSIT: intinya
hampir sebesar selnya sendiri à jumlah 18 %
MONOSIT: 2 (dua) macam
inti Ã
ginjal (kacang merah) & tapal kuda Ã
jumlah 13 %
c. Keping-keping
darah
Berkoloni setiap keluar
dari pembuluh darah atau ada luka
Jumlah 150000 – 400000
sel/dL
Membantu dalam proses
pembekuan darah atau koagulasi
B.
MEKANISME
PEMBEKUAN DARAH
Ketika terjadi
luka, pembuluh darah pecah menyebabkan :
keping
darah pun pecah

mengaktifkan enzim Tromboplastin/Trombokinase

Dgn
banuan Ca dan vit K mengubah



Benang-benang Fibrin menbuat luka
tertutup dan darah tidak mengalir lagi
Komponen
dari darah yang berperan dalam pembekuan darah yaitu :
Keping
darah (Trombosit).
Ciri-cirinya :
·
Berukuran kecil,
memiliki bentuk yang tidak teratur dan tidak memiliki inti.
·
Pada orang dewasa
jumlahnya ± 200 ribu - 400 ribu tiap mm3 darah.
·
Keping darah berfungsi
untuk proses pembekuan darah sehingga disebut sebagai sel darah pembeku.
Vitamin
yang berhubungan dengan proses pembekuan darah yaitu :
Vitamin
K
Vitamin K ditemukan pertama kali di Denmark (1964), pada saat itu ditemukan
anak ayam yang diberi makan ransum bebas lemak, ternyata memperlihatkan gejala
hemorhagia. Pada bayi, hemorhagia dapat dicegah dengan memberikan vitamin K
pada ibunya sebelum bayi tersebut dilahirkan. Berdasarkan alasan tersebut maka
vitamin K disebut juga vitamin koagulasi, karena vitamin ini bertperan dalam
menjaga konsitensi aliran darah dan membekukannya saat diperlukan. Defisiensi
vitamin K menyebabkan waktu pembekuan darah menjadi lebih panjang, sehingga
penderita defisiensi vitamin K bisa mati hanya karena perdarahan ringan.
Sumber Vitamin K
Untuk memenuhi kebutuhan vitamin K terbilang cukup mudah
karena selain jumlahnya terbilang kecil, sistem pencernaan manusia
sudah mengandung bakteri yang mampu mensintesis vitamin K, yang sebagian
diserap dan disimpan di dalam hati. Namun begitu,
tubuh masih perlu mendapat tambahan vitamin K dari makanan.
Defisiensi
Vitamin K
Jika vitamin K tidak terdapat dalam tubuh, darah tidak
dapat membeku. Hal ini dapat meyebabkan pendarahan atau hemoragik.
Bagaimanapun, kekurangan vitamin K jarang terjadi karena hampir semua
orang memperolehnya dari bakteri dalam usus dan dari makanan. Namun
kekurangan bisa terjadi pada bayi karena sistem pencernaan mereka masih steril
dan tidak mengandung bakteri yang dapat mensintesis vitamin K, sedangkan air
susu ibu mengandung hanya sejumlah kecil vitamin K. Untuk itu bayi diberi
sejumlah vitamin K saat lahir.
Pada orang dewasa, kekurangan dapat terjadi karena
minimnya konsumsi sayuran atau mengonsumsi antobiotik terlalu lama.
Antibiotik dapat membunuh bakteri menguntungkan dalam usus yang memproduksi
vitamin K. Terkadang kekurangan vitamin K disebabkan oleh penyakit liver atau
masalah pencernaan dan kurangnya garam empedu.
Diagnosa adanya defisiensi vitamin K adalah timbulnya
gejala-gejala, antara lain hipoprotrombinemia, yaitu suatu keadaan adanya
defisiensi protrombin dalam darah. Selain
itu, terlihat pula perdarahan subkutan dan intramuskuler.
Keracunan
Vitamin K
Keracunan vitamin K bisa terjadi, misalnya pada orang
yang menerima pengganti vitamin K larut air. Gejala-gejalanya adalah
hemolisis (penghancuran sel darah merah), penyakit kuning dan kerusakan otak.
3.GOLONGAN DARAH
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu
individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat
dan protein
pada permukaan membran sel darah merah. Tiga jenis penggolongan darah
yang paling penting adalah penggolongan ABO,
Rhesus (faktor Rh) dan MN . Di
dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain
antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi
darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi
transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal
ginjal, syok, dan kematian.
Secara umum,
golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun di
beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A lebih dominan. Antigen A lebih
umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan
keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang paling
jarang dijumpai di dunia.
Aglutinogen adalah Protein asing atau zat yang menimbulkan rangsangan terhadap
tubuh untuk membentuk antibody. Terdapat dalam sel darah merah
Aglutinin ialah zat pelindung yang dihasilkan
tubuh. Terdapat dalam plasma darah
1.
Sistem ABO
a.
Penemu Dr Karl Landsteiner pada tahun 1901
b.
Penentuannya dengan reaksi antigen-antibodi
c.
Ada 2 jenis antigen yaitu Antigen A dan antigen
B
d.
Antibodi ada 2 jenis yaitu anti-A & anti-B
e.
Secara biokimia antigen tersusun dari polisakarida
Antigen dan antibodi dalam golongan darah
Golongan darah (fenotip)
|
Antigen dalam eritrosit
|
Antibodi dalam serum
|
A
|
A
|
Anti- B
|
B
|
B
|
Anti-A
|
AB
|
A dan B
|
-
|
O
|
-
|
Anti A dan Anti B
|
- Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
- Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif
- Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
- Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.
Uji serum golongan A, B, AB, dan O

2.
Sistem
Rhesus (Rh)
a. Rh
singkatan dari Rhesus (mocaca rhesus)
b. Tes
Rh pada darah manusia dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu:
1. Reaksi
positip (Rh +), terjadi pengumpalan berarti mempunyai antigen –Rh
2. Reaksi
negatif (Rh -), tidak terjadi pengumpalan berarti tidak mempunyai antigen-Rh
c. Ada
tidaknya antigen Rh ditentukan alel R dan r
d. Rh
positif mempunyai genotip RR dan Rr
e.
Rh negatif mempunyai genotip rr
3.
Sistem MN
a.
Berdasarkan antigen M dan antigen N
b.
Reaksi SDM dengan antiserum
---------------------------------------------------------------------------------------
Eritrosit Reaksi serum Gol darah
anti
M Anti
N
M + _ M
M
& N + + MN
N - + N
-----------------------------------------------------------------------------------------
Donor
Universal
Donor O dapat memberi pasien golongan darah lain
(donor universal)
Donor Penerima

B B
AB AB
O O
Universal Resipien
Pasien AB dapat menerima donor golongan darah lain
(universal recipient)

A A
B B
AB AB
O O
KELAINAN
DAN GANGGUAN PADA SISTEM PEREDARAN DARAH
Anemia
DEFINISI
Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin, yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.
Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh.
PENYEBAB
Penyebab umum dari anemia:
1. Perdarahan hebat
* Akut (mendadak)
- Kecelakaan
- Pembedahan
- Persalinan
- Pecah pembuluh darah
* Kronik (menahun)
- Perdarahan hidung
- Wasir (hemoroid)
- Ulkus peptikum
- Kanker atau polip di saluran pencernaan
- Tumor ginjal atau kandung kemih
- Perdarahan menstruasi yang sangat banyak.
2. Berkurangnya pembentukan sel darah merah
- Kekurangan zat besi
- Kekurangan vitamin B12
- Kekurangan asam folat
- Kekurangan vitamin C
- Penyakit kronis.
3. Meningkatnya penghancuran sel darah merah
- Pembesaran limpa
- Kerusakan mekanik pada sel darah merah
- Reaksi autoimun terhadap sel darah merah
- Hemoglobinuria nokturnal paroksismal
- Sferositosis herediter
- Elliptositosis herediter
- Kekurangan G6PD
- Penyakit sel sabit
- Penyakit hemoglobin C
- Penyakit hemoglobin S-C
- Penyakit hemoglobin E
- Thalasemia.
GEJALA
Gejala-gejala yang disebabkan oleh pasokan oksigen yang tidak mencukupi kebutuhan ini, bervariasi. Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung.
DIAGNOSA
Pemeriksaan darah sederhana bisa menentukan adanya anemia. Persentase sel darah merah dalam volume darah total (hematokrit) dan jumlah hemoglobin dalam suatu contoh darah bisa ditentukan. Pemeriksaan tersebut merupakan bagian dari hitung jenis darah komplit (CBC).
Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin, yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.
Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh.
PENYEBAB
Penyebab umum dari anemia:
1. Perdarahan hebat
* Akut (mendadak)
- Kecelakaan
- Pembedahan
- Persalinan
- Pecah pembuluh darah
* Kronik (menahun)
- Perdarahan hidung
- Wasir (hemoroid)
- Ulkus peptikum
- Kanker atau polip di saluran pencernaan
- Tumor ginjal atau kandung kemih
- Perdarahan menstruasi yang sangat banyak.
2. Berkurangnya pembentukan sel darah merah
- Kekurangan zat besi
- Kekurangan vitamin B12
- Kekurangan asam folat
- Kekurangan vitamin C
- Penyakit kronis.
3. Meningkatnya penghancuran sel darah merah
- Pembesaran limpa
- Kerusakan mekanik pada sel darah merah
- Reaksi autoimun terhadap sel darah merah
- Hemoglobinuria nokturnal paroksismal
- Sferositosis herediter
- Elliptositosis herediter
- Kekurangan G6PD
- Penyakit sel sabit
- Penyakit hemoglobin C
- Penyakit hemoglobin S-C
- Penyakit hemoglobin E
- Thalasemia.
GEJALA
Gejala-gejala yang disebabkan oleh pasokan oksigen yang tidak mencukupi kebutuhan ini, bervariasi. Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung.
DIAGNOSA
Pemeriksaan darah sederhana bisa menentukan adanya anemia. Persentase sel darah merah dalam volume darah total (hematokrit) dan jumlah hemoglobin dalam suatu contoh darah bisa ditentukan. Pemeriksaan tersebut merupakan bagian dari hitung jenis darah komplit (CBC).
Talasemia
DEFINISI
Thalassemia adalah sekelompok penyakit keturunan yang merupakan akibat dari ketidakseimbangan pembuatan salah satu dari keempat rantai asam amino yang membentuk hemoglobin.
PENYEBAB
Ketidakseimbangan dalam rantai protein globin alfa dan beta, yang diperlukan dalam pembentukan hemoglobin, disebabkan oleh sebuah gen cacat yang diturunkan. Untuk menderita penyakit ini, seseorang harus memiliki 2 gen dari kedua orang tuanya. Jika hanya 1 gen yang diturunkan, maka orang tersebut hanya menjadi pembawa tetapi tidak menunjukkan gejala-gejala dari penyakit ini.
Thalasemia digolongkan bedasarkan rantai asam amino yang terkena. 2 jenis yang utama adalah Alfa-thalassemia (melibatkan rantai alfa) dan Beta-thalassemia (melibatkan rantai beta). Thalassemia juga digolongkan berdasarkan apakah seseorang memiliki 1 gen cacat (Thalassemia minor) atau 2 gen cacat (Thalassemia mayor).
Alfa-thalassemia paling sering ditemukan pada orang kulit hitam (25% minimal membawa 1 gen), dan beta-thalassemia pada orang di daerah Mediterania dan Asia Tenggara. 1 gen untuk beta-thalassemia menyebabkan anemia ringan sampai sedang tanpa menimbulkan gejala; 2 gen menyebabkan anemia berat disertai gejala-gejala.
Sekitar 10% orang yang memiliki paling tidak 1 gen untuk alfa-thalassemia juga menderita anemia ringan.
GEJALA
Semua thalassemia memiliki gejala yang mirip, tetapi beratnya bervariasi. Sebagian besar penderita mengalami anemia yang ringan. Pada bentuk yang lebih berat, misalnya beta-thalassemia mayor, bisa terjadi sakit kuning (jaundice), luka terbuka di kulit (ulkus, borok), batu empedu dan pembesaran limpa.
Sumsum tulang yang terlalu aktif bisa menyebabkan penebalan dan pembesaran tulang, terutama tulang kepala dan wajah. Tulang-tulang panjang menjadi lemah dan mudah patah. Anak-anak yang menderita thalassemia akan tumbuh lebih lambat dan mencapai masa pubertas lebih lambat dibandingkan anak lainnya yang normal.
Karena penyerapan zat besi meningkat dan seringnya menjalani transfusi, maka kelebihan zat besi bisa terkumpul dan mengendap dalam otot jantung, yang pada akhirnya bisa menyebabkan gagal jantung.
DIAGNOSA
Thalassemia lebih sulit didiagnosis dibandingkan penyakit hemoglobin lainnya. Hitung jenis darah komplit menunjukkan adanya anemia dan rendahnya MCV (mean corpuscular volume). Elektroforesa bisa membantu, tetapi tidak pasti, terutama untuk alfa-thalassemia. Karena itu diagnosis biasanya berdasarkan kepada pola herediter dan pemeriksaan hemoglobin khusus.
Thalassemia adalah sekelompok penyakit keturunan yang merupakan akibat dari ketidakseimbangan pembuatan salah satu dari keempat rantai asam amino yang membentuk hemoglobin.
PENYEBAB
Ketidakseimbangan dalam rantai protein globin alfa dan beta, yang diperlukan dalam pembentukan hemoglobin, disebabkan oleh sebuah gen cacat yang diturunkan. Untuk menderita penyakit ini, seseorang harus memiliki 2 gen dari kedua orang tuanya. Jika hanya 1 gen yang diturunkan, maka orang tersebut hanya menjadi pembawa tetapi tidak menunjukkan gejala-gejala dari penyakit ini.
Thalasemia digolongkan bedasarkan rantai asam amino yang terkena. 2 jenis yang utama adalah Alfa-thalassemia (melibatkan rantai alfa) dan Beta-thalassemia (melibatkan rantai beta). Thalassemia juga digolongkan berdasarkan apakah seseorang memiliki 1 gen cacat (Thalassemia minor) atau 2 gen cacat (Thalassemia mayor).
Alfa-thalassemia paling sering ditemukan pada orang kulit hitam (25% minimal membawa 1 gen), dan beta-thalassemia pada orang di daerah Mediterania dan Asia Tenggara. 1 gen untuk beta-thalassemia menyebabkan anemia ringan sampai sedang tanpa menimbulkan gejala; 2 gen menyebabkan anemia berat disertai gejala-gejala.
Sekitar 10% orang yang memiliki paling tidak 1 gen untuk alfa-thalassemia juga menderita anemia ringan.
GEJALA
Semua thalassemia memiliki gejala yang mirip, tetapi beratnya bervariasi. Sebagian besar penderita mengalami anemia yang ringan. Pada bentuk yang lebih berat, misalnya beta-thalassemia mayor, bisa terjadi sakit kuning (jaundice), luka terbuka di kulit (ulkus, borok), batu empedu dan pembesaran limpa.
Sumsum tulang yang terlalu aktif bisa menyebabkan penebalan dan pembesaran tulang, terutama tulang kepala dan wajah. Tulang-tulang panjang menjadi lemah dan mudah patah. Anak-anak yang menderita thalassemia akan tumbuh lebih lambat dan mencapai masa pubertas lebih lambat dibandingkan anak lainnya yang normal.
Karena penyerapan zat besi meningkat dan seringnya menjalani transfusi, maka kelebihan zat besi bisa terkumpul dan mengendap dalam otot jantung, yang pada akhirnya bisa menyebabkan gagal jantung.
DIAGNOSA
Thalassemia lebih sulit didiagnosis dibandingkan penyakit hemoglobin lainnya. Hitung jenis darah komplit menunjukkan adanya anemia dan rendahnya MCV (mean corpuscular volume). Elektroforesa bisa membantu, tetapi tidak pasti, terutama untuk alfa-thalassemia. Karena itu diagnosis biasanya berdasarkan kepada pola herediter dan pemeriksaan hemoglobin khusus.
Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
Gangguan
ini disebabkan naiknya tekanan darah yang diakibatkan penyempitan pembuluh
darah
Tekanan
Darah Rendah (Hipotensi)
Gangguan
ini disebabkan terjadinya penurunan tekanan darah
Hemofilia
Gangguan
ini disebabkan adanya kelainan yang menyebabkan darah sulit membeku jika
terjadi luka. Penyakit ini merupakan penyakit keturunan
Kanker
Darah (Leukemia)
Penyakit
ini disebabkan sel-sel darah putih yang memperbanyak diri tanpa terkendali yang
mengakibatkan sel darah putih ini memakan sel darah merah.
Aneurisma aorta terjadi ketika ada sesuatu yang salah dalam dinding aorta.
Biasanya ada yang menonjol. Hal ini dapat disebabkan karena tekanan darah
tinggi, aterosklerosis dan obesitas.
Ketika irama jantung berdenyut tidak teratur itu adalah
suatu kondisi yang disebut arrhythmia.
Kadang-kadang, lemak, kalsium dan kolesterol akan diendapkan
pada dinding-dinding arteri. Hal ini menyebabkan penebalan dinding dan mungkin
akan begitu tebal itu benar-benar berhenti sirkulasi darah. Hal ini disebut aterosklerosis.
Cardiomyopathy adalah penyakit kronis yang melemahkan otot jantung. Ini
dapat berakhir pada serangan jantung dan bahkan kematian.
Penyakit arteri koroner disebabkan oleh atherosclerosis.
Ketika aliran darah ke jantung dapat berhenti karena gumpalan darah dan dapat
menyebabkan serangan jantung. Serangan akan merusak otot jantung.
Ketika seseorang memiliki jumlah
yang berlebihan kolesterol dalam darah, dapat menyebabkan serangan jantung.
Kondisi ini dikenal sebagai h yperlipidemia atau hiperkolesterolemia.
Penyebab
Gangguan Pada Peredaran Darah
Sebenarnya ada berbagai penyebab
gangguan pada peredaran darah, seperti :
1. Peningkatan kadar dan aktivitas
radikal bebas. Kadar dan aktivitas radikal bebas dalam tubuh dapat meningkat
karena kurangnya olahraga, diet yang tidak seimbang, polusi (asap kendaraan,
rokok, zat tambahan makanan, pestisida, dll.), stress, dan sebagainya. Radikal
bebas akan merusak sistem peredaran darah secara keseluruhan dan mengakibatkan
komplikasi serius jika tidak ditangani dengan baik.
2. Kekurangan zat-zat gizi esensial yang
membantu memperlancar peredaran darah dan meningkatkan kualitas sel darah
merah, seperti asam amino, asam lemak Omega-3 dan Omega-6, atau antioksidan
seperti vitamin A, C, E, bioflavonoid, selenium, zinc, alline, dll.
3. Tingginya tingkat keasaman tubuh
akibat terlalu banyak mengkonsumsi bahan makanan olahan dan kurangnya
aktivitas. Semakin asam kondisi tubuh, maka darah akan semakin lengket. Untuk
mengimbanginya, tubuh memerlukan bahan makanan netral yang cenderung basa,
seperti sayuran dan buah-buahan.
Komentar
Posting Komentar