SISTEM
OTOT ( SISTEM MUSCULUS )
1. PENGERTIAN
DAN FUNGSI SISTEM OTOT
Otot merupakan suatu organ atau alat yang
memungkinkan tubuh dapat bergerak. Gerak sel dapat terjadi karena sitoplasma
merubah bentuk. Pada sel- sel, sitoplasma ini merupakan benang- benang halus
yang panjang yang disebut myofibril. Jika sel otot mendapat rangsangan maka
myofibril akan memendek, dengan kata lain sel otot akan memendekkan dirinya
kearah tertentu (berkontraksi).
Sistem otot terdiri dari beberapa bagian yang saling
terpisah yang disebut otot-otot. Sebagian besar otot kita melekat pada kerangka
tubuh. Otot dapat mengerut dan dapat juga menegang. Oleh karena itu, susunan
otot adalah suatu sistem alat untuk menguasai gerak aktif dan posisi tubuh
kita. Pada setiap otot terlihat beberapa empal yang merupakan bagian yang aktif
mengerut.
Otot merupakan alat gerak aktif yang mampu
menggerakkan tulang, kulit dan rambut setelah mendapat rangsangan
Bagian-bagian
otot terdiri dari:
1.
Kepala otot (muskulus kaput)
2.
Empal otot (muskulus venter)
3.
Ekor otot (muskulus kaudal)
Kepala
dan ekor otot merupakan jaringan ikat yang kuat disebut tendo, yaitu tempat
melekatnya otot pada tulang. Tempat melekatnya kepala otot pada pangkal tulang
disebut origo, dan tempat melekatnya ekor otot dinamakan insersi. Dibagian
tengah bentuknya gembung terdiri dari berkas-berkas otot yang merupakan bagian
aktif dalam berkontraksi, yaitu muskulus venter.
Fungsi otot, yaitu :
a.
Melaksanakan gerakan
Gerakan
yang dihasilkan otot pada dasarnya ada dua, yaitu gerakan tubuh yang mudah
diamati dan gerakan tubuh yang tidak mudah diamati.
Untuk
memahami bagaimana otot menggabungkan dengan kerangka dalam memberikan gerak
kita harus melihat mekanisme dasar dari gerakan. Kerangka utama tubuh
ditutupi oleh otot , yang berfungsi untuk
memungkinkan gerakan. Kita tahu bahwa untuk memindahkan atau mengangkat
beban terhadap kekuatan lain, lebih mudah untuk menggunakan pengungkit ,
dan inilah prinsip yang mengadopsi sistem muskuloskeletal dan yang kita harus
memeriksa.
ii. Titik
tumpu - poros titik tuas, yang biasanya sendi
iii. Angkatan
otot - kekuatan yang menarik ujung berlawanan dari otot bersama-sama
iv. Angkatan
resistif - gaya yang dihasilkan oleh faktor luar tubuh (misalnya
gravitasi, dll gesekan) yang bertindak melawan kekuatan otot
v. Torsi -
sejauh mana memaksa cenderung untuk memutar objek tentang titik tumpu yang
ditentukan
Ada
berbagai jenis tuas tergantung pada posisi titik tumpu, usaha dan kekuatan
resistif.
i. Tuas
Kelas Pertama: kekuatan otot dan kekuatan resistif adalah pada sisi yang
berbeda dari, misalnya titik tumpu kepala istirahat pada kolom
vertebralis. Sebagai kepala terangkat, bagian wajah tengkorak adalah perlawanan,
titik tumpu antara tulang atlas dan oksipital, dan usaha adalah kontraksi
otot-otot punggung.
ii. Tuas
Kelas Kedua: kekuatan otot dan bertindak gaya resistif pada sisi yang sama
dari titik tumpu, dengan kekuatan otot yang bekerja melalui tingkat lebih lama
dari bahwa melalui tindakan-tindakan kekuatan resistif - misalnya mengangkat
tubuh ke atas jari-jari kaki. Tubuh adalah resistensi, bola kaki adalah
titik tumpu, dan usaha adalah kontraksi dari otot betis.
iii. Tuas
Kelas Ketiga: kekuatan otot dan bertindak gaya resistif pada sisi yang
sama dari titik tumpu, dengan kekuatan otot bertindak melalui tuas lebih pendek
dari bahwa melalui tindakan-tindakan kekuatan resistif - adduksi misalnya
paha. Berat paha adalah perlawanan, sendi pinggul adalah titik tumpu, dan
kontraksi dari otot adduktor adalah usaha.
Sebagian
besar anggota badan dari tubuh manusia yang diartikulasikan oleh tuas kelas
ketiga.
b.
Menjaga postur tubuh
Otot
juga menjaga postur dan posisi tubuh. Reseptor sensorik di otot memantau
ketegangan dan panjang otot dan menyediakan sistem saraf dengan informasi
penting tentang posisi bagian tubuh, sehingga memungkinkan postur harus
dipertahankan. Otot tidak pernah benar-benar beristirahat, juga tidak
benar-benar memiliki untuk memperpendek panjang ketika mereka
kontrak. Ketegangan atau nada diproduksi sebagai hasil dari kontraksi
antara kelompok yang berlawanan berbagai otot membantu kita tetap berada dalam
posisi statis, bahkan ketika kita tertidur.
Kontraksi
dan relaksasi otot- oot rangka menjaga tubuh dalam posisi tetapa tegak pada
saat berdiri maupun duduk
c.
Menghasilkan panas
Kontraksi otot dapat menghasilkan panas unutk
memelihara suhu tubuh, contoh pada saat kedinginan, tubuh kita akan menggigil
yang merupakan kontraksi otot unutk menghasilkan panas.
Kontraksi otot menghasilkan panas dan sebanyak 70%
dari panas tubuh yang dihasilkan oleh energi yang diproduksi dalam jaringan
otot. Darah merupakan elemen penting dalam kontrol suhu selama latihan,
mengambil panas dari inti tubuh dan otot bekerja dan mengarahkan ke kulit
ketika tubuh terlalu panas. Ketika panas internal tubuh mencapai tingkat
thermoreceptors terlalu rendah di relay kulit pesan ke hipotalamus di
otak. Dalam menanggapi sinyal ini, kontrak otot rangka dan bersantai
secara spontan (menggigil) meningkatkan aktivitas otot untuk menghasilkan
panas. Pada gilirannya, otot juga responsif terhadap panas eksterior -
udara dingin meningkatkan otot, dan kondisi panas memiliki efek relaksasi pada
otot
Otot
memiliki tiga kemampuan khusus yaitu :
1. kontraktibilitas
: kemampuan untuk berkontraksi / memendek
2. Ekstensibilitas
: kemampuan untuk melakukan gerakan kebalikan dari gerakan yang ditimbulkan
saat kontraksi
3. Elastisitas
: kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula setelah berkontraksi. Saat
kembali pada ukuran semula otot disebut dalam keadaan relaksasi
Otot tersusun atas dua macam filamen dasar, yaitu
filament aktin dan filament miosin. Filamen aktin tipis dan filament miosin
tebal. Kedua filamen ini menyusun miofibril. Miofibril menyusun serabut otot
dan serabut otot-serabut otot menyusun satu otot.
2. PEMBAGIAN
OTOT PADA TUBUH MANUSIA
a.
Menurut bentuk dan serabutnya, otot
dapat dibagi dua yaitu otot serabut sejajar atau benuk kumparan, otoT bentuk
kipas. Otot bersirip dan otot melingkar/ sfinter
b.
Menurut jumlah kepalanya, yaitu otot
berkepala dua (bisep), otot berkepala tiga (trisep), dan otot berkepala empat
(quadrisep)
c.
Menurut letaknya, otot- otot tubuh
dibagi dalam beberapa golongan, yaitu :
i. Otot
bagian kepala
ii. Otot
bagian leher
iii. Otot
bagian dada
iv. Otot
bagian perut
v. Otot
bagian punggung
vi. Otot
bagian bahu dan lengan
vii.
Otot panggul
viii.Otot
anggota gerak bawah
d.
Berdasarkan perlekatannya dibedakan menjadi :
i.
Origo
Yaitu bagian ujung otot yang
melekat pada tulang dengan pergerakan yang tetap/stabil pada saat kontraksi.
ii. Insersio
Yaitu bagian ujung otot yang
melekat pada tulang dengan pergerakan yang berubah posisi pada saat kontraksi.
e.
Berdasarkan struktur selnya dibedakan
menjadi :
i.
Otot Polos/Licin
· Memiliki
bentuk sel otot seperti silibdris/gelendong dengan kedua ujung meruncing.
· Memiliki
satu buah inti sel yang terletak di tengah sel otot.
· Mempunyai
permukaan sel otot yang polos dan halus/licin.
· Pergerakan
sel otot ini diluar kehendak/tanpa disadari dengan sifat pergerakan lambat dan
teratur. Sehingga dengan demikian tidak memungkinkan cepat lelah pada sel otot.
· Sel
otot ini banyak dijumpai di seluruh organ dalam tubuh keculai jantung dan
rangka.
ii. Otot
Lurik/Serat Lintang/Rangka
·
Memiliki bentuk sel yang panjang seperti
serabut/benang/filament.
·
Memiliki banyak inti sel yang terletak
di tepi.
·
Memiliki permukaan yang tampak
bergaris-garis gelap dan terang yanag melintang pada struktur selnya. Hal ini
dikarenakan adanya myofibril yang tidak seragam/tidak sama tebalnya pad
permukaan sel otot.
·
Pergerakan sel otot ini sesuai dengan
kehendak/diperintah oleh otak. Sehingga sifat pergerakannya cepat dan tidak
teratur serta mudah lelah.
·
Sel otot ini hanya dijumpai di rangka,
karena melekat di tulang untuk pergerakan.
iii. Otot
Jantung/myocardium
· Memiliki
bentuksel yang memanjang seperti serabut/filament yang bercabang. Percabangan
sel otot jantung disebut dengan Sinsitium.
· Memilki
banyak inti sel yang terletak di tepi agak ke tengah.
· Pergerakan
sel otot ini tanpa disadari/diluar kehendak.s ehingga sifat pergerakannya adalah
lamat, teratur dan tidak mudah lelah.
· Sel
otot ini hanya dijumpai pada organ jantung
f.
Berdasarkan cara kerjanya dibedakan menjadi :
i.
Otot sinergis
Yaitu hubungan
antar otot yang cara kerjanya saling mendukung/bekerja sama/menimbulkan gerakan
yang searah. Otot sinergis adalah dua otot atau lebih yang bekerja bersama –
sama dengan tujuan yang sama. Jadi, otot – otot itu berkontraksi bersama dan
berelaksasi bersama. Misalnya, otot – otot antar tulang rusuk yang bekerja
bersama ketika kita menarik napas, atau otot pronator, yaitu otot yang
menyebabkan telapak tangan menengadah atau menelungkup.Gerakan pada bagian
tubuh, umumnya melibatkan kerja otot, tulang, dan sendi. Apabila otot
berkontraksi, maka otot akan menarik tulang yang dilekatinya sehingga tulang tersebut
bergerak pada sendi yang dimilikinya.
Otot yang sedang bekerja akan berkontraksi sehingga otot akan memendek, mengeras, dan bagian tengahnya menggembung. Karena memendek, tulang yang dilekati otot tersebut tertarik atau terangkat. Kontraksi satu macam otot hanya mampu untuk menggerakan tulang ke satu arah tertentu. Agar tulang dapat kembali ke posisi semula, otot tersebut harus mengadakan relaksasi. Namun relaksasi otot ini saja tidak cukup. Tulang harus ditarik ke posisi semula. Oleh karena itu, harus ada otot lain yang berkon traksi yang merupakan kebalikan dari kerja otot pertama. Jadi, untuk menggerakan tulang dari satu posisi ke posisi yang lain, kemudian kembali ke posisi semula, diperlukan paling sedikit dua macam otot dengan kerja berbeda
Otot yang sedang bekerja akan berkontraksi sehingga otot akan memendek, mengeras, dan bagian tengahnya menggembung. Karena memendek, tulang yang dilekati otot tersebut tertarik atau terangkat. Kontraksi satu macam otot hanya mampu untuk menggerakan tulang ke satu arah tertentu. Agar tulang dapat kembali ke posisi semula, otot tersebut harus mengadakan relaksasi. Namun relaksasi otot ini saja tidak cukup. Tulang harus ditarik ke posisi semula. Oleh karena itu, harus ada otot lain yang berkon traksi yang merupakan kebalikan dari kerja otot pertama. Jadi, untuk menggerakan tulang dari satu posisi ke posisi yang lain, kemudian kembali ke posisi semula, diperlukan paling sedikit dua macam otot dengan kerja berbeda
Ex :
· Seluruh
otot pronator yang mengatur pergerakan telapak
tangan untuk menelungkup.
· Seluruh
otot supinator yang mengatur pergerakan telapak tangan m enengadah.
ii. Otot
antagonis
Yaitu hubungan
antar otot yang cara kerjanya saling berlawanan/bertolak belakang/tidak searah.
Otot antagonis adalah dua otot atau lebih yang tujuan kerjanya berlawanan. Jika
otot pertama berkontraksi dan yang kedua berelaksasi, akan menyebabkan tulang
tertarik atau terangkat. Sebaliknya, jika otot pertama berelaksasi dan yang
kedua berkontraksi akan menyebabkan tulang kembali ke posisi semula. Contoh
otot antagonis adalah otot bisep dan trisep. Otot bisep adalah otot yang
memiliki dua ujung (dua tendon) yang melekat pada tulang dan terletak di lengan
atas bagian depan. Otot trisep adalah otot yang memiliki tiga jung (tiga
tendon) yang melekat pada tulang, terletak di lengan atas bagian belakang.
Untuk mengangkat lengan bawah, otot bisep berkontraksi dan otot trisep
berelaksasi. Untuk menurunkan lengan bawah, otot trisep berkontraksi dan otot
bisep berelaksasi.
Macamnya :
· Otot
ekstensor (meluruskan) dengan fleksor (membengkokkan).
· Otot
abductor (menjauhi sumbu badan) dengan adductor (mendekatisumbu badan).
· Otot
supinator (menengadah) dengan pronator (menelungkup).
· Otot
depressor (gerakan ke bawah) dengan elevator (gerakan ke atas).
anterior
posterior
3. MACAM-MACAM
OTOT PADA TUBUH MANUSIA
a. Otot
bagian kepala
1) Otot
pundak kepala (musculus oksipiti frontalis), sebagian besar membentuk galea aponeurika.
Dibagi menjadi dua :
· Muskulus
frontalis; berfungsi mengerutkan dahi
dan menarik dahi mata
· Muskulus
oksipitalis; menarik kulit ke belakang
2) Otot
wajah
· M.
Rektus Okuli/ otot bola mata sebanyak 4 buah;
· M.
Oblikus Okuli/ otot bola mata sebanyak 2 buah;
memutar mata
· M.
Orbikularis Okuli/ otot lingkar mata;
sebagai penutup mata
· M.
Levator Palpebra Superior, terdapat pada kelopak mata; menarik, mengangkat, kelopak mata atas
3) Otot
mulut dan pipi
· M.
Triangularis dan M. Orbikularis/ otot sudut mata; menarik sudut mulut kebawah
· M.
Quadratus Labii Superior/ otot bibir atas
· M.
Quadratus Labii Inferior, terdapat pada dagu, lanjutan otot leher; menarik bibir kebawah dan membentuk mimik
muka kebawah
· M.
Buksinator, membentuk dinding samping rongga mulut; menahan makanan waktu
mengunyah
· M.
Zigomatikus/ otot pipi; mengangkat dagu mulut ke atas waktu senyum
4) Otot
pengunyah, bekerja pada waktu mengunyah
· M.
Maseter; mengangkat rahang bawah pada
waktu mulut terbuka
· M.
Temporalis; menarik rahang bawah ke atas dan ke belakang
· M.
Pterigoid internus dan eksternus; menarik rahang bawah ke depan
5) Otot
lidah
· M.
Genioglosus; mendorong lidah ke depan
· M.
Stiloglosus; menarik lidah ke atas dan
ke belakang
Otot
yang menggerakkan lidah
b. Otot
bagian leher
1) M.
Platisma, terdapat disamping leher menutupi sampai bagian dada; menekan mandibula, menarik bibir kebawah dan
mengerutkan kuli bibir
2) M.
Sterno Kleidomastoid, disamping kiri kanan leher; menarik kepala ke samping, ke kiri, ke kanan,
memutar kepala,
3) M.
Longisimus Kapitis, terdiri dari splenius dan semispinalis kapitis
Otot leher anterior
c. Otot
bagian dada
1) M.
Pectoralis Mayor/ otot dada besar
2) M.
Pectoralis Minor/ otot dada kecil
3) M.
Subklavikula/ otot bawah selangka
4) M.
Seratus Anterior/ otot gergaji depan
5) Otot
dada sejati, yaitu otot- otot sela iga luar dan otot- otot sela iga dalam
i. M.
Interkostalis Eksternal dan Internal/ otot- otot antara tulang iga
ii.M.
Diafragmatikus
d. Otot
bagian perut
1) M.
Abdominis Internal/ otot dinidng perut. Garis ditengah dinding perut dinamakan
linea alba, otot sebelah luar/ muskulus abdominis eksterna. Otot yang dinamakan
aponeurosis, membentuk kandung otot yang terdapat disebelah kiri dan kanan
linea alba
2) Lapisan
sebelah luar sekali dibentuk oleh M. Obliqus Eksternus Abdominis/ otot miring
luar
3) Lapisan kedua dibawah otot dibentuk oleh otot
perut dalam/ Muskulus Oblique Internus Abdominis. Serabut menuju miring keatas
dan ketengah
4) M.
Transversus Abdominis, merupakan xifoid menuju artikule ke costa III terus ke
simfisis. Otot ini membentuk 4 buah urat yang bentuknya melintang dibungkus
oleh M. Rektus Abdominis dan otot vagina.
5) Pandangan
depan dinding abdomen. Otot yang masuk kedalam formasi bagian bawah dinding
perut atau dinding abdominal posterior. Terdiri dari :
i.
M. Psoas terdapat dibelakang difragma
bagian bawah mediastinum
ii. M.
Iliakus terdpat pada sisi tulang ilium
e. Otot
bagian punggung
1) Otot
yang ikut mengerakkan lengan
· Trapezius/
otot kerudung
· M.
Latisimus Dorsi/otot punggung lebar
· M.
Rhomboid/ otot belah ketupat
2) Otot
antara ruas tulang belakanh dan iga
· M.
Seratus Posterior Inferior/ otot gergaji belakang bawah
· M.
Seratus Posterior Superior/ otot gergaji belakang atas
3) Otot
punggung sejati
· M.
Inter Spinalis Transversi dan M. Semispinalis
· M.
Sakro Spinalis/ M. Erekto Spina
· M.
Quadratus Lumborum
f. Otot
bagian bahu dan lengan
1) Otot
bahu
Hanya terdiri dari sebuah sendi
saja dan membungkus tulang pangkal lengan dan tulang belikat akromion yang
teraba dari luar
· M.
Deltoid/ otot segitiga
· M.
Subskapularis/otot depan tulang belikat
· M.
Supraspinatus/ otot atas balung tulang belikat
· M.
Infraspinatus/ otot bawah balung tulang belikat
· M.
Teres Mayor/ otot lengan bulat besar
· M.
Teres Minor/ otot lengan belikat kecil
2) Otot-
otot pangkal lengan atas
i.
Otot- otot ketul/ fleksor
·
M. Biseps Braki/ otot lengan berkepala
dua
·
M. Brakialis/ otot lengan dalam
·
M. Karako Brakialis
ii.
Otot- otot kedang/ ekstensor
Tersusun oleh otot lengan berkepala
tiga/M. Trisep Braki
3) Otot
lengan bawah
i. Otot-
otot kadang yang memainkan peranannya dalam pengetulan di atas sendi siku,
sendi- sendi tangan dan sendi- sendi jari dan sebagian dalam gerak silang hasta
· M.
Ekstensor Karpi Radialis Longus
· M.
Ekstensor Karpi Radialis Brevis
· M.
Ekstensor Karpi Ulnaris
· Digotinum
Karpi Radialis
· M.
Ekstensor Policis Longus
ii. Otot-
otot ketul yang mengedangkan siku dan tangan serta ibu jari dan meratakan hasta
tangan
Otot-
otot disebelah telapak tangan. Terdiri dari 4 lapis. Lapis yang 2 disebelah
luar berpangkal ditulang pangkal lengan. Di dalam lapis yang pertama terdapat
otot- otot yang meliputi sendi siku, sendi antara hasta dan tulang pengupil
sendi dipergelangan. Lapis yang keempat ialah otot- otot untuk sendi- sendi
antara tulang hasta dan tulang pengupil. Diantara otot- otot tersebut adalah
· M.
Pronator Teres/ otot silang hasta bulat
· Otot-
otot ketul untuk tangan dan jari tangan: M.Palmaris Ulnaris, M.Palmaris Longus,
M.Fleksor Karpi Radialis, M. Fleksor Digitor Submilis, M.Fleksor Digitorum
Profundus, M. Fleksor Policis Longus dan M. Spinator Brevis
iii. Otot-
otot disebelah tulang pengupil
iv. Otot-
otot disebelah punggung atas
4) Otot
tangan. Ditangan terdapat otot- otot tangan pendek yang terdapat dianatara
tulang- tulang tapak tangan atau membantu ibu jantung tangan/ thenar dan anak
jantung tangan/ hipothenar.
g.
Otot panggul
Otot
ini berasal dari tulang panggul/ kolumna vertebralis menuju kepangkal paha.
1) Sebelah
depan bagian dalam dari panggul terdapat :
· M.
Psoas Mayor
· M.
Iliakus
· M.
Psoas Minor
2) Sebelah
belakang bagian luar terdapat :
· M.
Gluteus Maksimus
· M.
Gluteus Meidus dan Minimus
h.
Otot anggota gerak bawah
Otot-
otot tungkai atas/otot pada paha, mempunyai selaput pembungkus yang sangat kuat
dan disebut fasia lata yang dibagi atas tiga golongan :
1) Otot
abduktor
· M.
Abduktor Maldanus sebelah dalam
· M.
Abduktor Bervis sebelah tengah
· M.
Abduktor Longus sebelah luar
Ketiga otot ini bersatu yang
disebut M. Abduktor Femoralis
2) M.
Ekstensor/ Qudrisep Femoris
· M.
Rektus Femoris
· M.
Vastus Lateralis Eksternal
· M.
Vastus Medialis Internal
· M.
Vastus Inter Madial
3) M.
Fleksor Femoris
· Bisep
Femoris
· M.
Semi Membranosus
· M.
Semi Tendinosus
· M.
Sartorius/ otot penjahit
Otot tungkai bawah, terdiri dari :
1) M.
Tibialis Anterior/ otot tulang kering depan
2) M.
Ekstensor Talangus Longus
3) Otot
Kejang jempol
Otot tungkai bawah, terdiri dari :
1) Otot
tulang kering depan muskulus tibialis anterior
2) Muskulus
ekstensor talangus longus
3) Otot
kedang jempol
4) Urat
akiles (tendo achilles)
Terdapat di :
i. Berpangkal
pada kondilus tulang kering
ii.Melintang
dan melekat di kondilus lateralis tulang paha
5) Otot
ketul empu kaki panjang (muskulus falangus longus)
6) Otot
tulang betis belakang (muskulus tibia posterior)
7) Otot
kedang jari bersama
Otot-otot
yang lain antara lain :
1) Otot
ketul
2) Otot
penengah empu kaki, telapak ditelapak kaki
3) Otot
penepsi, terletak di sebelah punggung kaki
4. MEKANISME
PERGERAKAN OTOT
Secara makroskopis gumpalan otot memiliki
ujung-ujung otot yang disebut tendon. Di antara dua tendon terdapat bagian
pusat otot yang yang disebut belli. Bagian ini memiliki kemampuan berkontraksi.
Ujung ujung otot melekat pada tulang dengan dua tipe perlekatan, yaitu origo
dan insersio.
a.
Ujung otot (tendon) yang melekat pada
tulang-tulang yang posisinya tetap atau sedikit bergerak saat otot berkontraksi
disebut origo.
b.
Ujung otot (tendon) yang melekat pada
tulang-tulang yang mengalami perubahan posisi saat otot berkontraksi disebut
insersio.
Secara mikroskopis otot lurik tampak tersusun atas
garis-garis gelap dan terang seperti terlihat pada Gambar 4.20. Penampakan
tersebut disebabkan adanya miofibril. Setiap miofibril tersusun atas satuan
kontraktil yang disebut sarkomer. Sarkomer dibatasi dua garis Z (perhatikan
gambar). Sarkomer mengandung dua jenis filamen protein tebal disebut miosin dan
filamen protein tipis disebut aktin. Kedua jenis filamen ini letaknya saling
bertumpang tindih sehingga sarkomer tampak sebagai gambaran garis gelap dan
terang. Daerah gelap pada sarkomer yang mengandung aktin dan miosin dinamakan
pita A, sedangkan daerah terang hanya mengandung aktin dinamakan zona H.
Sementara itu, di antara dua sarkomer terdapat daerah terang yang dinamakan
pita I.
Dari hasil penelitian dan pengamatan dengan
mikroskop elektron dan difraksi sinar X, Hansen dan Huxly (l955) mengemukkan
teori kontraksi otot yang disebut model sliding filaments. Model ini
menyatakan bahwa kontraksi didasarkan adanya dua set filamen di dalam sel otot
kontraktil yang berupa filament aktin dan filamen miosin.. Rangsangan yang
diterima oleh asetilkolin menyebabkan aktomiosin mengerut (kontraksi).
Kontraksi ini memerlukan energi. Pada waktu kontraksi, filamen aktin meluncur
di antara miosin ke dalam zona H (zona H adalah bagian terang di antara 2 pita
gelap). Dengan demikian serabut otot menjadi memendek yang tetap panjangnya
ialah ban A (pita gelap), sedangkan ban I (pita terang) dan zona H bertambah
pendek waktu kontraksi.
Dalam otot terdapat zat yang sangat peka terhadap
rangsang disebut asetilkolin. Otot yang terangsang menyebabkan asetilkolin
terurai membentuk miogen yang merangsang pembentukan aktomiosin. Hal ini
menyebabkan otot berkontraksi sehingga otot yang melekat pada tulang bergerak.
Jika otot dirangsang berulang-ulang secara teratur
dengan interval waktu yang cukup, otot akan berelaksasi sempurna di antara 2 kontraksi.
Namun jika jarak rangsang singkat, otot tidak berelaksasi melainkan akan
berkontraksi maksimum atau disebut tonus. Jika otot terus-menerus berkontraksi,
disebut tetanus
Ujung miosin dapat mengikat ATP dan
menghidrolisisnya menjadi ADP. Beberapa energi dilepaskan dengan cara memotong
pemindahan ATP ke miosin yang berubah bentuk ke konfigurasi energi tinggi.
Miosin yang berenergi tinggi ini kemudian mengikatkan diri dengan kedudukan
khusus pada aktin membentuk jembatan silang. Kemudian simpanan energi miosin
dilepaskan, dan ujung miosin lalu beristirahat dengan energi rendah, pada saat
inilah terjadi relaksasi. Relaksasi ini mengubah sudut perlekatan ujung myosin
menjadi miosin ekor. Ikatan antara miosin energi rendah dan aktin terpecah ketika
molekul baru ATP bergabung dengan ujung miosin. Kemudian siklus tadi berulang
Iagi
Mekanisme
kontraksi otot secara umum mulai dari timbul dan berakhirnya kontraksi adalah
sebagai berikut :
1. Potensial
aksi berjalan sepanjang sebuah saraf motorik sampai ke ujung serat saraf.
2. Setiap
ujung seraf menyekresi substansi neurotransmitter yaitu asetilkolin dalam
jumlah sedikit.
3. Astilkolin
bekerja untuk area setempat pada membran serat otot guna membuka saluran
asetilkolin melalui molekul-molekul protein dalam membran serat otot.
4. Terbukanya
saluran asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium mengalir ke bagian
dalam membran serat otot pada titik terminal saraf. Peristiwa ini menimbulkan
potensial aksi serat saraf.
5. Potensial
aksi berjalan sepanjang membrane saraf otot dengan cara yang sama seperti
potensial aksi berjalan sepanjang membrane saraf.
6. Potensial
aksi kana menimbulkan depolarisasi membrane serat otot, berjalan dalam serat
otot ketika potensial aksi menyebabkan reticulum sarkoslema melepas sejumlah
ion kalsium, yang disimpan dalam reticulum ke dalam myofibril.
7. Ion
kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filament aktin dan myosin yang
menyebabkan bergerak bersama-sama menghasilkan kontraksi.
8. Setelah
kurang dari satu detik kalsium dipompakan kembali ke dalam reticulum
sarkoplasma tempat ion-ion disimpan sampai potensial aksi otot yang baru lagi
Bagan/skema
mekanisme cara kerja otot.
Kontraksi
Impuls sel
otot ujung
saraf asetilkolin sel otot
membebaskan ion Ca
2+ protein aktin + myosin aktomiosin
serabut otot memendek
kontraksi.
Relaksasi
Impuls plasma sel otot menyerap Ca 2+ aktomiosin
aktin + myosin serabut otot memanjang relaksasi.
Saat berkontraksi, otot membutuhkan energi dan
oksigen. Oksigen diberikan oleh darah, sedangkan energi diperoleh dari
penguraian ATP (adenosin trifosfat) dan kreatinfosfat. ATP terurai menjadi ADP
(adenosin difosfat) + Energi. Selanjutnya, ADP terurai menjadi AMP (adenosin
monofosfat) + Energi. Kreatinfosfat terurai menjadi kreatin + fosfat + energi.
Energienergi ini semua digunakan untuk kontraksi otot.
Pemecahan zat-zat akan menghasilkan energi untuk
kontraksi otot berlangsung dalam keadaan anaerob sehingga fase kontraksi
disebut juga fase anaerob. Energi yang membentuk ATP berasal dari penguraian
gula otot atau glikogen yang tidak larut. Glikogen dilarutkan menjadi
laktasidogen (pembentuk asam laktat) dan diubah menjadi glukosa (gula darah) +
asam laktat. Glukosa akan dioksidasi menghasilkan energi dan melepaskan CO2 dan
H2O. Perhatikan skema di bawah.
Secara singkat proses penguraian glikogen sebagai
berikut. Proses penguraian glikogen terjadi pada saat otot dalam keadaan
relaksasi. Pada saat relaksasi diperlukan oksigen sehingga disebut fase aerob.
Asam laktat atau asam susu merupakan hasil samping
penguraian laktasidogen. Penimbunan asam laktat di dalam otot dapat
mengakibatkan pegal dan linu atau menyebabkan kelelahan otot. Penguraian asam
laktat memerlukan banyak oksigen
5. KELAINAN
DAN GANGGUAN YANG TERJADI PADA SISTEM OTOT MANUSIA
a. Kelelahan
Otot
Kelelahan otot adalah ketidakmampuan otot untuk
mempertahankan tenaga yang diperlukan atau yang diharapkan. Walaupun telah
banyak dilakukan penelitian terhadap kelelahan otot, namun tidak satupun dari
hasil penelitian itu yang secara pesti menemukan letak dan penyebab kelelahan.
Pembahasan ini akan dimulai dari pengaruh distribusi tipe serabut otot terhadap
kelelahan dan kemudian akan dilanjutkan kepada kemungkinan letak dan penyebab
kelelahan otot.
Pengaruh
Distribusi Serabut Otot
Telah kita ketahui bahwa serabut-serabut otot FT
lebih mudah lelah daripada seabut-serabut otot ST. Pada manusia satu diantara
sekian banyak dimana informasi kelelahan otot dapat dicapai dengan pencatatan
menurunnya puncak tegangan pada kelompok otot setelah melakukan sejumlah ulangan
kontraksi yang cepat. Munurunnya puncak tegangan otot, dapat diambil sebagai
ukuran dari kelelahan.
Kemungkinan
Arti-arti Kelelahan
Definisi
1) lemahnya
untuk kerja intelektual (intelectual performance)
2) lemahnya
untuk kerja motorik
3) meningkatnya
aktifitas EMG (electromyography) didalam suatu kerja
4) rendahnya
frekuensi power spectrum EMG
5) kegagalan
menghasilkan tenaga (force)
Kemungkinan
Letak dan Penyebab Kelelahan Otot
Didalam tubuh, otot atau sekelompok otot dapat
mengalami kelelahan, Karena kegagalan salah satu atau keseluruhan dari
perbedaan mekanisme neuromuskuler yang terlibat didalam kontraksi otot.
Kegagalan otot untuk berkontraksi secara sadar dapat terjadi karena:
Syaraf motor menyarafi serabut-serabut otot didalam
kesatuan motor untuk mengirimkan rangsangan-rangsangan persyarafan (nervous
impulses). Persimpangan neuromuskulur (neuromuscular junction)
memancarkan-memancarkan rangsangan persyarafan dari saraf motor
keserabut-serabut otot.
b. Atropis otot
Atrophia terjadi karena tidak
digunakannya atau kurangnya latihan fisik. Pada kebanyakan orang, atrofi otot
disebabkan oleh tidak menggunakan otot secara cukup. Orang yang
berpindah-pindah pekerjaan, kondisi medis yang membatasi gerakan mereka, atau
penurunan tingkat aktivitas dapat mengalami gangguan ini.
Selain itu, orang yang terbaring di tempat tidur
orang falam jangka waktu tertentu dapat mengalami penurunan kekuatan otot.
Demikian juga dengan para astronot yang jauh dari gravitasi bumi dapat
mengalami gangguan ini.
c. Distrofi
otot
Distrofi
otot : semakin melemah atau menghilangnya koordinasi otot-tot karena tidak
adanya satu protein otot penting yang disebut distrofin.
Distrofi otot atau
Muscular dystrophy (MD) adalahpenyakit otot turunan di mana
serat-serat otot sangat rentan rusak. Otot, terutama otot-otot sukarela,
menjadi semakin lemah. Pada tahap akhir distrofi otot, lemak dan jaringan ikat
sering menggantikan serat otot. Beberapa jenis distrofi otot mempengaruhi
otot-otot jantung, otot tak sadar dan organ lainnya.
Gejala
Tanda dan gejala bervariasi sesuai
dengan jenis distrofi otot. Secara umum, gejala distrofi otot antara lain:
kelemahan otot, kelumpuhan, menghasilkan fiksasi (kontraktur) otot di sekitar
sendi dan minimnya mobilitas.
Banyak tanda-tanda dan gejala
spesifik yang bervariasi dari antara jenis-jenis MD. Setiap jenis MD berbeda di
masa awal terjangkiti, gejala muncul pada daerah yang mengalami distrofi otot.
d. Polio
Penyakit ini disebabkan oleh inveksi virus pada saraf yang mengendalikan otot rangka. Akibatnya, penyakit ini dapat menyebabkan kelumpuhan bagi penderitanya. Namun, kamu tidak perlu khawatir karena sesungguhnya penyakit ini dapat dicegah dengan imunisasi polio saat balita. Keadaan orang yang menderita polio dapat di lihat dari gambar berikut.
e. Hipotrofit
Otot
Hipotrofit otot adalah suatu jenis
kelainan pada otot yang menyebabkan otot menjadi lebih besar dan tampak kuat
disebabkan karena aktivitas otot yang berlebihan yang umumnya karena kerja dan
olahraga berlebih
f. Hernis
Abdominal
Hernis abdominal adalah kelainan pada
dinding otot perut yang mengakibatkan penyakit hernia atau turun berok, yaitu
penurunan usus yang masuk ke dalam rongga perut.
g. Kaku
leher
Kaku leher disebabkan
oleh posisi tidur yang salah atau serangan angin dingin pada tengkuk yang
menyebabkan sirkulasi Qi pada meridian setempat.
Leher kaku/nyeri bisa
juga disebabkan aliran yang kurang lancar di sekitar leher, maupun adanya darah
yang tersumbat atau penyempitan aliran darah sehingga membuat nyeri leher. Jika
keadaan tersebut dibiarkan terus menerus akan menyebabkan demam, sakit kepala,
mengantuk dan perasaan mual/muntah. Keracunan makanan juga bisa menyebabkan
sakit kepala hingga menjalar ke sakit leher.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.
Bahan belajar materi pokok. http://www.e-dukasi.net/index.php?mod=script&cmd=Bahan%20Belajar/Materi%20Pokok/view&id=244&uniq=all.
(Diunduh 8 September 2011)
Anonim. Jenis dan
macam gangguan pada otot manusia. http://organisasi.org/jenis-dan-macam-gangguan-pada-otot-manusia-orang-pendidikan-kesehatan-masyarakat-online.
(Diunduh 8 September 2011)
Fanatoria.
2008. Sistem mekanisme gerak otot. http://fanatoria.blogspot.com/2008/11/sistem-mekanisme-gerak-otot.html. (Diunduh 8 September 2011)
Rizki. 2011. Muscular systema. http://riskichairi.blogspot.com/2011/04/muscular-systema.html. (Diunduh 10 September 2011)
Rudy.
2009. Sistem otot pada manusia. http://rudyregobiz.wordpress.com/2009/11/25/sistem-otot-pada-manusia/.
(Diunduh 8 September 2011)
Syaiffudin,
Drs . 2006. Anatomi Fisiologi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Komentar
Posting Komentar